Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus mengingatkan masyarakat agar berhati-hati mengkonsumsi makanan olahan. Sebab masih banyak ditemukan makanan olahan yang mengandung bahan berbahaya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu, BPOM mengajarkan langkah praktis menguji makanan yang tidak sehat tersebut. Caranya adalah dengan menggunakan alat uji yang disebut Test Kit Boraks, Test Kit Formalin, Test Kit Methanil Yellow, dan Test Kit Rhodamin B.
"Test kit ini bisa dibeli di koperasi dan toko kimia kami," ujar staf sertifikasi dan layanan informasi konsumen BPOM, Ratna Dewi Napitupulu, dalam talkshow bertajuk '5 Kunci Keamanan Pangan' di Gedung BPOM, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2013).
Menurut Dewi, test kit tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 200 ribu.
Test kit ini dapat digunakan 40 hingga 50 kali.
Tim penguji dari Balai Besar POM Jakarta melakukan uji terhadap 3 sampel makanan. Yaitu mi kuning, kerupuk dan tahu.
Yang pertama adalah tes uji formalin yang terkandung dalam mi kuning. Mula-mula mi tersebut dihancurkan dan dilarutkan dengan air. Air yang digunakan adalah air putih, boleh air masak maupun air mentah.
Kemudian, sebanyak 1 mili liter ekstrak mi ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ekstrak ini dicampur dengan pereaksi cair khusus formalin sebanyak lima tetes dan pereaksi bubuk sebanyak satu sendok kecil.
"Tabung ini dikocok-kocok, tunggu selama 5-10 menit. Kalau positif mengandung formalin, hasilnya akan berwarna keunguan," kata Dewi.
Uji coba yang kedua adalah tes pewarna makanan berbahaya, Rhodamin B. Kali ini yang menjadi bahan uji adalah kerupuk harum manis.
Seperti uji sebelumya, kerupuk tersebut dilarutkan dengan air, lalu larutkan sebanyak 1 mili liter dituang ke dalam tabung reaksi. Namun untuk uji rhodamin B ini pereaksinya sebanyak 3 jenis.
Pereaksi pertama sebanyak 10-20 tetes, pereaksi kedua lima tetes, dan pereaksi ketiga sebanyak 10-20 tetes.
"Dibiarkan 5-10 menit. Kalau mengandung rhodamin B, akan terbentuk semacam cincin berwarna merah muda di permukaan larutan," kata dia.
Untuk uji yang terakhir adalah ada tidaknya kandungan boraks di dalam tahu. Tidak berbeda dengan uji sebelumnya, tahu dilarutkan ke dalam air, lalu larutannya dituang ke dalam uji tabung reaksi.
Kemudian larutan tersebut diberi pereaksi, dicampur, dan diuji dengan kertas lakmus. Apabila positif mengandung boraks, kertas lakmus yang berwarna kuning tersebut akan berubah warna menjadi biru tua.
Sumber : health.detik.com
Post a Comment